Monday, May 25, 2009

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIKA TERFAVORIT se-JAWA

Ketika sebuah tawaran lomba datang untuk bertandang ke Bandung, keenam mahasiswa dari Fakultas Psikologi UNIKA pun berhasil memetik kemenangan untuk memberikan hasil yang terbaik dari usaha mereka. Tanggal 9-10/5 lalu enam mahasiswa Psikologi UNIKA, yaitu Myrna Christ Hardini, Carolina A. Shinta, Indra Prasetyo, Paskalia Marlina Lumban Batu, Verina Suci Narasti dan Dea Chinantya Sutisna bertandang ke Universitas Maranatha Bandung untuk mengikuti Lomba Cerdas Cermat. Acara yang bertajuk ‘Maranatha Psychology Competition 2009’ ini bertujuan untuk mengakrabkan keluarga besar Fakultas Psikologi yang ada di Pulau Jawa. Ketika para mahasiswa Psikologi dari berbagai Universitas berkumpul diharapkan dapat saling berdiskusi dan sharing yang diwujudkan dalam bentuk Cerdas Cermat.
Universitas Maranatha selaku penyelenggara acara sebenarnya telah mengadakan acara serupa sebanyak tiga kali pada tahun-tahun sebelumnya. Namun pada acara yang pertama dan kedua digelar, UNIKA tidak turut serta karena Cerdas Cermat diselenggarakan hanya untuk Universitas se-Jawa Barat dan Jakarta.
Pada waktu salah satu dari keenam peserta mengetahui bahwa Universitas Maranatha akan menggelar acara Cerdas Cermat untuk yang ketiga kalinya dan dibuka untuk PTN dan PTS se-Jawa maka UNIKA tidak menyia-nyiakan kesempatan yang datang. Akhir Maret lalu UNIKA mendaftarkan diri dengan mengirimkan 2 tim, dimana masing-masing tim terdiri dari 3 orang mahasiswa. Tim 1 terdiri dari Myrna Christ Hardini, Carolina A. Shinta dan Indra Prasetyo, sedangkan tim 2 terdiri dari Paskalia Marlina Lumban Batu, Verina Suci Narasti dan Dea Chinantya Sutisna. Keenam mahasiswa yang sebelumnya telah melakukan bimbingan kepada Drs. Budi Susetyo, M.Si dan Dr. M. Sih Setija Utami, M.Kes ini berangkat didampingi Oktavia Hayatiningtyas selaku ketua Senat Fakultas Psikologi dan Dessy Priska Natalia menggunakan mobil travel dari UNIKA.

AWAL DARI SEBUAH PERJUANGAN
Berangkat dari Semarang hari Jumat (9/5) pukul 13.30 dan tiba di Bandung pukul 00.00 dini hari. Begitu tiba di Bandung keenam peserta dan dua orang pendamping transit di Hotel Gemilang. Hotel bintang dua inilah yang menjadi tempat singgah para peserta Cerdas Cermat se-Jawa. Waktu yang singkat mereka gunakan untuk beristirahat karena keesokan harinya mereka harus berjuang keras membawa nama UNIKA.
Pukul 07.00 pagi tim dari UNIKA berangkat menuju Universitas Maranatha. Begitu tiba mereka disambut dengan baik oleh panitia acara. Masing-masing Universitas akan didampingi oleh seorang fasilitator dari Universitas Maranatha itu sendiri. Fasilitator yang mendampingi UNIKA selama acara bernama Hadianto, menurut Indra Hadianto orangnya ramah dan bersahabat. Dia memperlakukan mahasiswa UNIKA dengan baik. Setelah Oktavia Hayatiningtyas dan Dessy Priska Natalia sebagai pendamping melakukan registrasi ulang, kedua tim tersebut memasuki ruangan. Disana mereka bertemu dengan 18 Universitas lain, baik PTN dan PTS yang akan mengikuti Cerdas Cermat. Kedelapan belas Universitas tersebut antara lain Universitas Indonesia (UI), Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Diponegoro (UNDIP), Universitas Atma Jaya Jakarta, Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Universitas Surabaya (UBAYA),Universitas Sanata Dharma (USD), Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta (UKRIDA), Universitas Bina Nusantra (BINUS), Universitas Bunda Mulia Jakarta, Universitas Indonusa Esa Unggul, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Jendral Ahmad Yani Bandung (UNJANI), Universitas Kristen Maranatha Bandung, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Universitas Padjajaran Bandung (UNPAD), Universitas Indonesia Pendidikan Bandung dan Universitas Tarumanaegara Jakarta. Dari 19 Universitas ada yang mengirim 1 tim dan ada pula yang mengirim 2 tim. Sehingga total peserta berjumalah 27 tim.
Pukul 09.00 acara dibuka oleh sambutan ketua panitia acara, dilanjutkan dengan sambutan dari ketua senat Fakultas Psikologi dan Dekan Fakultas Psikologi Universitas Maranatha. Setelah acara sambutan selesai babak pertama pun dimulia. Babak penyisihan pertama ini bernama ‘At The Beginning’. Meskipun Cerdas Cermat ini dilakukan oleh tim namun permainan pada babak pertama cukup unik. Anggota masing-masing tim dipisah. Masing-masing dari mereka diminta untuk mengerjakan 60 soal pilihan ganda secara individu selama 45 menit. Total skor dari masing-masing anggota tim nantinya dijumlahkan, dan itulah yang nantinya akan menentukan masuk tidaknya mereka pada babak berikutnya. Pada babak penyisihan pertama tim 1 UNIKA yang terdiri dari Myrna Christ Hardini, Carolina A. Shinta dan Indra Prasetyo terpaksa harus berhenti karena tidak lolos 20 besar. Beruntung tim 2 yang terdiri dari Paskalia Marlina Lumban Batu, Verina Suci Narasti dan Dea Chinantya Sutisna masuk 20 besar sehingga masih bisa lanjut ke babak berikutnya.
Di babak berikutnya tim 2 UNIKA harus bermain dalam babak yang diberi nama ‘Thanks God I Found You’. Di babak ini mereka harus menebak pertanyaan yang jawabanya dapat dicari dalam maze. Babak ini untuk menyaring 10 tim yang nantinya akan maju ke babak berikutnya. Namun sayang tim 2 UNIKA harus puas hanya bisa bermain sampai ke babak 2 saja, dengan kata lain tim UNIKA tidak masuk dalam babak 10 besar.

UNIKA TAK DIKENAL
Kedua tim UNIKA yang sudah tidak bermain lagi masih tetap berada di tempat untuk memberikan dukungan kepada Universitas lain yang masih harus meneruskan perjuangan mereka untuk memperebutkan juara. Babak ketiga bertajuk ‘More Than Word’, permainannya serupa dengan komunigaya dimana anggota tim ada yang berperan sebagai pemberi klu, penjawab dan seorang lagi membantu berpikir. Menurut Indra Prasetyo babak ketiga ini merupakan babak yang paling seru, namun sayang tim 2 tidak mengikuti permainan ini. Setelah permainan selesai, maka diumumkanlah 6 peserta yang lolos ke babak keempat. Berhubung hari sudah menjelang sore maka acara dilanjutkan keesokan harinya.
Malam harinya kedua tim UNIKA baru tahu kalau keesokan harinya ada perlomban yel-yel. Namun karena rasa kantuk dan lelah yang melanda akhirnya mereka memutuskan untuk beristirahat dan latihan yel-yel dilanjutkan keesokan harinya. Jadilah pagi-pagi buta seluruh tim dari berbagai Universitas berlatih yel-yel yang tentunya membuat gaduh suasana di hotel tempat mereka menginap. Semangat membara pun dirasakan oleh tim UNIKA. Mereka sadar bahwa mereka tidak dapat membawa pulang salah satu piala sebagai juara pertama, kedua dan ketiga, oleh sebab itu mereka bertekad untuk membawa piala keempat, yaitu piala untuk juara favorit. Sekeras apapun usaha yang harus dilakukan untuk mengaharumkan nama UNIKA akan dilakukan oleh kedua tim UNIKA. Apalagi bila mengingat pengalaman pahit yang sempat mereka alami ketika dihari pertama mereka saling berkenalan dengan peserta dari Universitas lain. Para peserta tidak ada yang mengenal UNIKA, yang meraka tahu UNIKA itu adalah UNIKA Atma Jaya Jakarta. Ketika dijelaskan lebih lanjut bahwa mereka berasal dari UNIKA Soegijapranata Semarang mereka malah semakin terheran-heran. “UNIKA Soegijapranta? Oh ada ya? Dimana itu?” Begitulah kira-kira komentar mereka ketika dijelakan mengenai UNIKA Soegijapranta. Kejadian tersebut sempat membuat tim dari UNIKA berkecil hati, mereka sempat minder karena menjadi Universitas yang paling tidak dikenal dalam acara tersebut. Namun untungnya hal itu tidak berlangsung lama. Justru dengan kejadian itu semakin meningkatkan semangat tim UNIKA untuk membawa pulang piala keempat.

TEKAD BULAT REBUT PIALA KEEMPAT
Latihan singkat tidak menjadi halangan tim UNIKA untuk memberikan penampilan terbaik ketika masing-masing Universitas memperagakan masing-masing yel-yel. Yel-yel persembahan UNIKA diawali oleh sepatah dua patah kata dari Oktavia Hayatiningtyas, dia menyampaikan rasa terima kasihnya karena UNIKA mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang diadakan oleh Universitas Maranatha Bandung. Walaupun UNIKA tidak masuk ke babak final namun kedua tim UNIKA akan tetap disitu untuk memberikan dukungan kepada Universitas lain yang masih maju ke babak berikutnya. Tim UNIKA yakin, siapapun nanti yang akan menjadi pemenang adalah yang terbaik. Untuk itu tim UNIKA akan terus mendukung mereka. Sambutan diawal yel-yel yang diprakarsai oleh UNIKA itu akhirnya ditiru oleh Universitas lainnya.
Tidak ada nomor urut untuk perlombaan yel-yel, siapa yang siap dipersilakan untuk maju ke depan dan mempergakan yel-yel yang telah disiapkan. Setelah UI, UNIKA maju ke depan menunjukkan kebolehanya membuat dan memperagakan yel-yel. Ketika yel-yel dikumandangkan oleh kedua tim UNIKA sontak seluruh peserta yang ada disitu ikut terbawa suasana dan mengikuti irama yang ada. Begitu semua peserta selesai unjuk gigi, nominasi untuk yel-yel terbaik pun diumumkan. Ada empat Universitas yang masuk nominasi. Keempat nominasi tersebut adalah UI, BINUS, Universitas Muhammadiyah Surakarta dan UNIKA. Rasa senang muncul karena masuk nominasi, hal itu menandakan bahwa ada harapan untuk membawa piala keempat.
Setelah yel-yel acara dilanjutkan kembali dengan babak penyisihan keempat yang bertemakan ‘Who am I?’ Kenapa babak ini bernama Who am I? Kerena pada babak ini mereka diminta untukk menebak gambar tokoh-tokoh Psikologi yang muncul. Dari 6 tim yang ada disaring lagi menjadi 3 tim. Ketiga tim inilah yang nantinya akan maju ke babak final. Babak final diberi nama ‘Dare Devil’. Di babak Dare Devil ini mereka diminta untuk mempertaruhkan nilai mereka sebelum menjawab soal yang diberikan.
Ketika babak final telah usia dewan juri membacakan kriteria-kriteria penilaian yang akan menjadi juara favorit. Pada kriteria yang disebutkan dijelaskan bahwa Universitas yang berhak membawa piala sebagai Universitas Terfavorit adalah Universitas yang anggota timnya kompak, selalu datang tepat waktu, tetap hadir dalam acara walaupun kalah dan memberi dukungan kepada Universitas lain, aktif dalam setiap games yang diberikan oleh panitia, serta mendapatkan nilai yel-yel terbaik.
Sampailah dipenghujung acara, yaitu pengumuman pemenang. Dewan juri mengumumkan Universitas Kristen Krida sebagai juara pertama, Universitas Atma Jaya Tim 1 sebagai juara kedua dan Universitas Atma Jaya tim 2 sebagai juara ketiga. Dilanjutkan dengan pengumuman pemenang untuk Universitas Terfavorit. Sebelumnya Universitas yang masuk nominasi diminta untuk maju ke depan dan diumumkanlah UNIKA Soegijapranta sebagai Universitas Terfavorit. Rasa haru menyelimuti perasaan tim UNIKA. Ditambah dengan ucapan selamat dari seluruh peserta lainnya. Seketika itu UNIKA menjadi dikenal, panitia meminta tim UNIKA untuk foto bersama pemenang.

UNIKA NAIK DAUN
Perasaan haru tersebut muncul ketika kemenangan sudah berada ditangan, peserta dari Universitas lain menjadi lebih mengenal dan respect terhadap UNIKA. Tidak tanggung-tanggung mereka sampai meminta nomor telepon dan alamat UNIKA karena mereka ingin berkunjung untuk melihat Fakultas Psikologi UNIKA. Dari pihak Maranatha sendiripun meminta agar UNIKA berpartisipasi lagi dalam acara tahun depan.
Begitulah kurang lebih gambaran yang terjadi ketika tim UNIKA bertandang ke Bandung untuk mengikuti lomba Cerdas Cermat. Walaupun tidak menang namun mereka bangga karena mereka bisa menjadi tim pertama yang mewakili UNIKA ke Bandung dan memboyong piala untuk kategori Universitas Terfavorit. Harapan mereaka agar tahun depan Fakultas Psikologi UNIKA mengirimkan tim lagi untuk berpartisipasi dalam acara serupa. Akan lebih baik lagi bila sebelum berangkat mereka diberi pembekalan. Tak lupa juga dukungan penuh dari pihak Fakultas dan Universitas sehingga lebih memantapkan langkah mereka.

Thursday, January 29, 2009

I'm not a plastic bag..

tas 2Udah lama banget aku ngidam tas kain bertuliskan "i'm not a plastic bag"..  Pertama kali aku tau ada tas kayak gitu tu di internet. Kalo ga salah waktu itu aku lagi cari bahan buat praktek ngajar MatKul Psikologi Sekolah. Waktu itu aku iseng2 cari gambar juga, buat pemanis di materiku. Ga taunya aku kecantol ma tu tas. Abis selaen modelnya yang simpel, warnanya juga oke, makna dari tulisan itu juga dalem... Anti Global Warming banget deh pokoknya..

Maklum begitu cintanya aku ma bumi ini aku waktu itu ngangkat tema Global Warming. Maksut hati pengen ngenalin apa itu Gobal Warming, termasuk penyebab, akibat dan penanggulangannya. Bukan maksudku buat nakut2in anak2 kecil yang masih lucu nan polos itu (maklum aku ngajar anak2 SD). Aku cuma pengen mereka tu sadar bahwa bumi yang mereka pijak sekarang ni lagi dalam keadaan kritis. Menurutku juga nyadarin anak2 sejak dini tu lebih bermanfaat daripada ngomong ma dedengkot2nya. Yang ada cuma bikin emosi en buang2 waktu. Ga ngaruh ngasi tau mereka, yang ada cuma masuk telinga kri truz keluar telinga kanan. Kecuali kalo pas lagi beruntung, ngomong ma orang yang aware ma bahaya Global Warming. Cuma sayangnya susah nemuin orang yang 'melek' soal kayak gini.

Bayangin aja anak kuliahan yang statusnya adalah MAHAsiswa atopun MAHAsiswi yang menyandang status MAHA (yang artinya lebih lebih tinggi banget) ga tau tata krama. Makan permen bungkusnya dibuang sembarangan, permen karet ditempelin di tembok, meja kursi hancur lebur penuh dengan coret moret tangan2 ga bertanggungjawab. Padahal coba deh inget2 tempo dulu. Jaman SD, jaman TK kita tu diajarin ma bu guru buat buang sampah pada tempatnya, ga boleh corat-coret tembok, dll. Tapi kenapa semakin tua semakin menjadi (kayak tua2 keladi,, makin lama makin menjadi..).

Bayangin kalo suatu saat nanti kita jadi ortu, trus kita ngasi tau anak2 kita "dek jangan buang sampah sembarangan, kalo ada sampah dimasukin tempat sampah"...   Dengan gampanya kita ngajarin anak2 kita kayak gitu. Dan dengan polos dan lugunya anak2 itu akan membuang sampah pada tempatnya seperti yang dipesankan ortunya. Padahal si ortu sendiri kalo buang sampah sembarangan. Percuma kalo kita cuma bisa ngasi teori tapi ga bisa ikut prakteknya.

Ato ortu dengan bentuk laen, sebut aja ortu tipe B. Kalo ortu tipe A tadi kan cuma bisa ngasi teori doang, kalo yang tipe B lumayanlah ada peningkatan. Ortu tipe B ini emang ga cuma nomong doang, tapi juga praktek membuang sampah pada tempatnya. Tapi sayangnya, para ortu2 baru ini baru buang sampah pada tempatnya setelah punya anak dan ngajarin anaknya buat tertib. Kalo kayak gitu terus bakal jadi lingkaran setan. Para anak cucu kita juga bakal kayak gitu. dan gitu2 terus pokoke...

Dah balik lagi kemasalah awal, tas bertuliskan i'm not a plastic bag yang aku idam2kan.. Pernah pas lagi ke Citra Land aku ga sengaja masuk ke toko pernak-pernik, awalnya ga ada tujuan khusus cuma iseng aja. Lagiann toko itu tu belom pernah aku datengin sebelomnya. Menurutku tempatnya ga menarik, soalnya warnanya oranye. Dan kebetulan aku ga suka ma warna oranye. Tapi ga tau ada magnet apa waktu itu. Aku masuk ke toko itu, muterin dalemnya en mataku tertuju pada sebuah tas kain bertuliskan i'm not a plastic bag (yang aku idam2kan selama puluhan taun :p).

Tanpa babibu aku langsung mendekati tas itu, trus aku ambil, aku coba (sambil ngaca en muter2) , senyum2 en berniat beli. Untung aja waktu itu aku belom di mabok tas (biasanya kan mabok cinta) jadi aku masi waras. Aku liat harganya dulu, (tiba2 wajahku berubah pucat) ALAMAK harganya mahal. Ga sebanding ma tasnya yang cuma terbuat dari kain yang biasa banget. Huh aku jadi sebel. Kalo bukan karna tulisannya aku juga ogah. akhirnya setelah dipikir2 ga jadi beli. abis eman2. Besok aja tunggu diskon.

 

Lagian aku belo m siap juga menyandang tas bertuliskan I'M NOT A PLASTIC BAG karena aku belom bisa lepas sepenuhnya dari tas plastik alias tas kresek. Sampe sekarang sih levelku baru ngurangi plastik, belom bisa lepas sepenuhnya. Malu juga kan kalo aku pake tas itu tapi kalo blanja aku masi nenteng2 tas kresek item. Buat kalian2 semua,, yuk kurangi pemakaian plastik demi bumi tercinta ini.. Tau kan kalo plastik ga bisa diancurin...

Tuesday, December 02, 2008

Yang lalu biarlah berlalu..

Aku udah nyia2in waktu 3 bulan. 3 bulan tu kalo dipikir2 bukan waktu yang singkat. Kalo dari dulu aku niat mesti nasibku ga bakal kayak gini. Dan yang lebih bodoh, aku berhenti sebelum mulai. Alasannya pun konyol, karna aku selalu mikir 'susah, susah, dan susah'. Seolah-olah kata 'susah' yang belom pernah aku coba tu udah masuk di alam bawah sadarku. Aku udah tersugesti kalo skripsiku tu susah. Seharusnya mainset itu dirubah.

Harusnya dari dulu tu aku mikir 'kalo susah ya dibikin pelan2' toh masi ada dosen pembimbing.. Kalo cuma dipikir en diratapi terud kapan bisa selesai. Itulah pemikiran seorang yang bodoh dan konyol.

Sekarang, aku harus bangkit. Aku ga bole brenti disini, jalanku masih panjang. Yang udah ya udah, liat aja ke depan. Kalo orang laen mau mempersoalkan kenapa aku ga bergerak dari dulu ya biarin aja. Ga usah didengerin. Toh malah makin membuang waktuku yang makin sempit. Yang penting terlambat daripada tidak sama sekali. Kayaknya tu pepatah emang ada  benernya juga. Siapa sih pencetus tu kalimat. Dasyat juga ternyata...

Monday, December 01, 2008

Skripsi

Kalo dipikir2 skripsi tu sebenernya kayak tugas biasa. Cuma kitanya aja yang tersugesti kalo skripsi tu susah, berat, serem, dll. Kalo kita enjoy alias ngerjain tanpa beban kayak ngerjain tugas2 yang biasanya mungkin akan terasa ringan. Tapi kalo kita udah jadi'in skripsi tu momok ya udah, resikonya emang skripsi tu rasanya jadi berat banget. Yuk temen2 yang lagi berjuang bikin skripsi sama2 rubah mainset kita, 'skripsi tu ga sesusah yang kita kira kok. Skripsi tu ya sama kayak tugas kuliah lainya..' Smagad!!

Friday, November 28, 2008

Privasi

Kalo inget jaman dulu, apalagi jaman orti kita kecil, atau bahkan jaman kakek nenek kita tu mau apa2 serba susah. Mau komunikasi aja susahnya minta ampun. Ya bukan susah si sebenernya, tapi lama. Telpon aja belom ada, jangankan HP. Akhirnya suratlah yang dipake buat komunikasi jarak jauh.. Walopun harus nunggu lama tapi mereka tetep rela tu..  Ya maklumlah belom ada yang laen. Kalo sekarang ma udah ada HP, bisa nelpon sewaktu2, bisa sms kapan aja. HP aja udah ada 3g nya sekarang. Selaen nelpon bisa liat orangnya skalian lagi ngapain.

Trus lagi jaman dulu, tipi tu masih langka. Cuma orang-orang tertentu aja yang punya tipi. Itu aja item putih, chanelnya juga paling cuma 1 TVRI doank dan belom ada indovision tentunya. Kalo sekarang udah chanelnya banyak, masi ada tawaran dari indovision, dkk. Belom lagi yang namanya infotainment, tiap jam pasti ada di tipi, gantian! Bahkan dalam satu putaran aja bayak infotaiment yang ditawarkan.. Selebriti pada dikejar2 wartawan, ditanya ini itu. Soal karir (jarang banget sih tapi), soal perceraian, perselingkuhan, percintaan. Ah masi banyak lagi, pokoke kegiatan secuil apapun yang sebenernya ga pentingpun bisa nongol di tipi. Bayangin foto syur para artis pun bisa dinikmati semua orang cuma modal internet doank.

Kayaknya jaman sekarang tu privasi udah ga dihargai lagi. Media yang makin majupun makin mendukung hilangnya privasi. Aku pernah baca di majalah, Paris Hilton tu saking seringnya dikuntit paparazi mpe dia tu sering berhalusinasi denger suara 'klik'. Padahal sebenernya ga ada sapa2. Jadi dia tu ngrasa seolah2 lagi dikuntit en difoto ma paparazi. Ah segitunya ya, prihatin!

Kalo yang paling sederhana en tentunya deket ma kita apalagi kalo bukan HP. HP yang berkamera tu sekarng udah biasa. Mulai dari yang harganya murah mpe yang harganya berjut-jut. Dengan gampangnya orang2 pada jepret sana-sini. Padahal kan ga semua tempat boleh difoto. Dan parahnya lagi aku juga sering gitu. Suka nyyuri2 foto. Hahaha.. Tapi kalo baru HP aja si ga masalah, toh itu buat dikonsumsi pribadi aja.

Gimana dengan reality show yang sekarang ni kian menjamur. Sebut aja termehek-mehek, orang ketiga, dll. Semuanya itu menurutku juga udah ga menghargai privasi orang. Kemana-mana diiukutin, diawasin, dikuntit, dimasukin tipi lagi.. Mending ya kalo yang dilakuin en diekspos tu 'nggenah' lha ini.. Namanya membuka aib orang. Walopun mukanya KADANG dibikin blur tapi toh sama aja masi kliatan dikit. Belom lagi orang-orang disekitar mereka, pasti ikut malu juga kan.

Jaman sekarang ni, semuanya udah jadi ajang bisnis. Ga mikirin harkat dan martabat manusia (huek!). Kalo menurut kamu privasi tu....?

Thursday, November 27, 2008

Emping manis naas

Gara2nya aku, peank, gembul, ma vinda mau balik ke Semarang (abiz dari Jogja) mampir di Magelang buat beli oleh2. Trus aku liat2 dagangan di tokonya itu. Tiba2 peang ngajak patungan beli emping manis gara2 harganya mahal. aku sih asik2 aja soalnya aku juga pengen, kayaknya tu emping menggoda iman banget. Tapi setelah dipikir2 ga mungkin mau beli,, kan dompetnya dimasukin diransel, mana dibawah pula. ga mungkin kan kalo kita mbongkar tas cuma gara2 mau beli emping manis atu bungkus, mana patungan pula. Padahal sebenernya waktu itu vinda nawarin mau beli apa. Tapi dasar peang sok gensi ya akhirnya ga jadi deh..

Ngidam emping manis kumat lagi gara2 peang bilang mau pulang ke Pekalongan. Iseng2 berhadiah aku minta dibeliin emping. Eh ga taunya dia pulang bawa emping beneran. Tapi sayang emping manis (yang ternyata atosnya minta ampun) tu baru bisa aku ambil 4 hari kemudian setelah peank pulang kampung. Tu aja malem2 mbil nungguin mau pulang bareng raka krebi plus diancem2 peang segala. Katanya kalo ga buru2 dibawa pulang entar empingnya busuk. Padahal kalo diliat dengan seksama empingnya banyak yang gosong...

Sekarang,, emping manis (yang katanya udah mau busuk itu) tepat berada di depanku. Dan,, yang bikin tu emping bernasib naas, aku udah ga selera lagi maem tu emping.. Muv ya peang,, tapi kalo dikasi lagi ga nolak kok..

Monday, November 24, 2008

Ga ada kecocokan diantara kita...

Aku ngga tau kenapa dari dulu sampe sekarang kita selalu saja berdebat. Yang didebatin pun macem2 mulai dari hal2 yang ga penting sekalipun sampe hal2 besar yang menyangkut masa depan. Kayak sekarang ini, mendebatkan skripsiku.

Rencana awal aku ngajakin dia nganterin ke lante 3 buat bikin skripsi. yah rencana itu udah terlaksana meskipun ga mulus. Awalnya kita ngendon di lante 2 dulu gara2 dia ga mau diajak ke lante 3 dengan alasan pake nunjukin KTM segala. Dan apa yang terjadi?! Perdebatan itu dimulai pas aku butuh sedikit teori buat latar belakang masalahku. Eh dia dengan ngototnya bilang ga usah pake teori. Disini tu kamu ngungkapin pendapatmu, yah begitulah singkatnya. tapi aku tetep aja ngotot kalo tetep ada teorinya dikit2. Emang si di bab 2 tu kita ngungkapin pendapat kita tapi kudu ada dasar teorinya, ga cumoa omong kosong doank. yah itu ilmu yang aku dapet selama ini. Mungkin dia bener juga, itu ilmu yang di dapat dia di kampusnya dulu.

Tapi plis dong jangan disamain. Kalo dia ma skripsinya kan mbahas tentang benda mati. Kalo aku ma berhubungan ma mahluk hidup. ya jelas aja ada bedanya. Pokoknya aku ga terima kalo dibilang jadi orang teori doang. Makanya itu di skripsiku aku mau bukti'in kebeneran dari teori yang ta pake itu...

Dan seperti biasa, ujung2nya diem2an... Tapi barusan udah rukun lagi kok. Hihihihiih. Thanks ya gendut dah dianterin pless dinasehatin..